Meminjam Online untuk Belanja Konsumtif, Apakah Bijak?

Meminjam Online untuk Belanja Konsumtif, Apakah Bijak?

Akhir-akhir ini, perkembangan teknologi bidang keuangan semakin mempengaruhi pola hidup dan perilaku masyarakat. Salah satu produk keuangan digital paling banyak digunakan adalah pinjaman online yang merupakan layanan pembiayaan dari perusahaan tertentu dimana dalam prosesnya dilakukan secara daring.  Pinjaman online menjadi sesuatu yang menarik karena memberikan kemudahan dan kepraktisan.

Uang yang dipinjamkan bisa untuk memenuhi kebutuhan apa saja, termasuk belanja konsumtif. Pertanyaannya, apakah bijak meminjam online untuk belanja konsumtif? Masyarakat Indonesia sudah dikenal sebagai bangsa yang tingkat konsumtifnya tinggi, dan ini bukan perilaku yang baik. Saat ini OJK mencatat telah terjadi transaksi pinjaman online dalam jumlah besar, bahkan sangat mungkin mengalami peningkatan.

Nah, tahukah Anda ada bahaya dari perilaku belanja konsumtif menggunakan pinjaman online? Kira-kira apa hal yang menyebabkan perilaku ini?

Penyebab Perilaku Konsumtif Masyarakat Indonesia

Perilaku konsumtif masyarakat kita memang tergolong tinggi, terutama bagi orang-orang yang sering berbelanja online. Mereka rela menggunakan kartu kredit bahkan mengajukan pinjaman online untuk mendapatkan barang yang diinginkannya. Saat ini, kita terlalu bergantung pada teknologi. Baik gadget, internet, maupun layanan fintech, inilah penyebab transaksi belanja semakin cepat.

Perilaku konsumtif dapat dihindari apabila Anda membeli barang yang bukan diinginkan, namun dibutuhkan. Jangan sampai menggunakan pinjaman online hanya demi gaya hidup, sebelum berakhir penyesalan di kemudian hari.

Bahaya Perilaku Konsumtif

Gaya hidup yang semakin tinggi membuat perilaku konsumtif seseorang berubah. Mengingat saat ini berbagai aktivitas telah dimudahkan oleh teknologi, termasuk urusan berbelanja. Sadar atau tidak, masyarakat jadi terbiasa berperilaku konsumtif tanpa mempertimbangkan kondisi finansialnya.  Bila tidak segera diatasi, kebiasaan ini dapat menyebabkan masalah keuangan serius seperti terlilit hutang.

Hutang sana sini untuk menutupi hutang yang lain, apakah Anda mau seumur hidup dibayang-bayangi hutang? OJK bahkan mencatat lonjakan kasus penipuan akibat pinjaman online ilegal. Kenapa bisa terjadi? Sebagian besar disebabkan oleh perilaku negatif dari masyarakat yang konsumtif. Ini bukan tindakan yang bijak, sudah seharusnya kita hidup sesuai kemampuan masing-masing.

Bahaya lainnya dari perilaku konsumtif adalah menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan sekitar. Contoh, mungkin saja karakter Anda berubah menjadi tidak berempati dan egois. Demi mendapatkan harta, rela menghalalkan segala cara bahkan sampai merugikan orang lain. Kebiasaan konsumtif juga memberikan dampak kepada anak cucu kita. Kalau tidak mampu membayar hutang, tentu menjadi beban keuangan generasi keturunannya.

Meminjam Online untuk Belanja Konsumtif, Apakah Bijak?

Cara Menghilangkan Perilaku Konsumtif

Mulai dari sekarang Anda harus mulai merubah kebiasaan meminjam online untuk belanja konsumtif. Dengan begitu, akan lebih mudah menyiapkan dana darurat di masa mendatang. Berikut beberapa langkah mudah menghilangkan perilaku konsumtif.

1.      Menyusun Anggaran Belanja

Susun anggaran belanja per bulan dan catat dengan teratur setiap pengeluaran. Cara ini dapat menghilangkan perilaku konsumtif sekaligus membantu Anda menentukan target pengeluaran setiap bulan. Pastikan Anda tidak tergoda dengan kebiasaan belanja, kendalikan diri walau memang sulit dilakukan.

2.      Menetapkan Prioritas Pengeluaran

Jangan terburu-buru membeli barang saat ada penawaran terbaru. Penting untuk memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan hidup. Jika ada sisanya bau penuhi keinginan Anda. Jangan terbalik, ya. Jika uang habis sebelum kebutuhan terpenuhi, mau tidak mau Anda harus mengeluarkan lebih banyak tabungan kalau ada. Kalau tidak berarti terpaksa berhutang.

3.      Menabung

Salah satu cara tepat menghilangkan perilaku konsumtif adalah menabung. Sisihkan sebagian penghasilan Anda, meskipun ini bukan hal mudah bagi orang-orang yang tidak terbiasa. Tabung sebanyak-banyaknya gaji, mulai dari 10-30%. Jumlah tabungan akan semakin banyak jika dilakukan secara rutin. Uang tabungan Anda bisa menjadi dana cadangan saat kondisi darurat.

4.      Menghindari Penggunaan Pinjaman Online

Perilaku konsumtif juga dipengaruhi oleh kehadiran pinjaman online. Hal itu disebabkan kemudahan dan kepraktisan pengajuan pinjaman tanpa syarat, sehingga masyarakat tidak memikirkan bunga yang harus dibayar bersama cicilan. Banyak orang tidak sadar nominal pinjaman online yang dihabiskan, ujung-ujungnya menyesal setelah membayar tagihan. Sebaiknya hindari penggunaan pinjaman online untuk kebutuhan apapun yang bersifat konsumtif. Biasakan menabung ketika ingin berbelanja.

5.      Mulai Berinvestasi

Menghindari gaya hidup konsumtif dapat dengan berinvestasi. Di masa mendatang, Anda tentu akan mendapatkan keuntungan besar. Saat ini ada banyak produk investasi yang ditawarkan, mulai dari properti, pasar modal, dan lain-lain. Dapat dipilih sesuai profil risiko masing-masing.

Meminjam online untuk belanja konsumtif tentu bukan sikap yang bijak. Sudah seharusnya dana pinjaman Anda manfaatkan demi kebutuhan mendesak atau darurat dalam keuangan, kebutuhan produktif untuk menambah atau meningkatkan pendapatan, bisa juga untuk memenuhi biaya pendidikan. Jadi silahkan ajukan pinjaman online dengan alasan yang tepat, dan Anda harus bertanggung jawab melunasinya.

Pastikan hanya memilih platform pinjaman online yang terdaftar OJK. Kalau perlu buat perbandingan antara layanan dengan tujuan untuk mendapatkan pinjaman online dan menikmati manfaatnya secara maksimal.